Ponsel Picu Kanker Masih Diperdebatkan
Studi World Health Organization (WHO) yang menyimpulkan ponsel dapat menyebabkan kanker ditanggapi serius, terlebih WHO adalah badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang bereputasi tinggi. Penelitian WHO bukanlah yang pertama. Sudah banyak studi menyatakan ponsel memicu bahaya kesehatan, ada pula yang berkesimpulan sebaliknya.
Pihak yang yakin bahwa ponsel berbahaya, mengajukan klaim untuk menguatkan pendapatnya. Salah satu tudingan bahaya ponsel dilayangkan peneliti International EMF [Electromagnetic Field] Collaborative. Menurut mereka, penggunaan ponsel khususnya di kalangan anak-anak, dapat menyebabkan tumor otak.
Ponsel juga 'dikambinghitamkan' dapat menyebabkan sperma kaum pria 'terbantai'. Klaim ini dilontarkan para pakar di pusat kesehatan Cleveland Clinic, Amerika Serikat. Para pakar ini menduga penurunan jumlah sperma pada kaum pria dapat disebabkan oleh gelombang elektromagnetis ponsel.
Namun, tidak semua orang sepakat dengan klaim tentang bahaya ponsel. Penelitian untuk 'membela' ponsel pun digeber. Salah satu yang tampil sebagai 'pembela' ponsel adalah para peneliti di The Danish Cancer Society.
Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of the National Cancer Institute itu disebutkan bahwa frekuensi elektromagnetik yang keluar dari ponsel tidak mempengaruhi mekanisme biologis pada tubuh manusia. Mereka menyebutkan bahwa tren tumor otak akibat ponsel tidak benar.
Penelitian WHO
Studi dari WHO sendiri dinilai masih membingungkan. Mereka pernah menghabiskan biaya USD 24 juta untuk mengetahui apakah ponsel memicu kanker otak.
Sebagian kesimpulan studi tersebut dipublikasikan pada tahun 2010. Pada awalnya, International Agency for Research on Cancer (IARC) dari WHO menyimpulkan ponsel tidak menyebabkan kanker otak. Akan tetapi, mereka menggarisbawahi diperlukan studi lanjutan.
Namun sekarang, WHO justru mengeluarkan kesimpulan sebaliknya. Dengan tim 31 ilmuwan dari 14 negara, mereka menyatakan menemukan bukti yang cukup untuk menyatakan paparan radiasi ponsel mungkin menyebabkan kanker pada manusia.
Dengan mengklasifikasi ponsel pada kategori ini, IARC pada intinya menyatakan ada bukti ponsel mungkin memicu kanker. Namun di sisi lain, faktor pemicu yang lain juga tidak bisa dikesampingkan. Dengan demikian, studi lebih lanjut masih diperlukan.
"Kesimpulan WHO berarti ada beberapa bukti yang menghubungkan ponsel dengan kanker, namun masih terlalu lemah untuk membuat kesimpulan yang kuat. Jika korelasi itu eksis, sepertinya tidak terlalu besar angkanya," ucap Ed Young dari Cancer Research U.K
Hasil penelitian terbaru mengungkapkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform.
Hal tersebut diumumkan oleh organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO),
Penelitian dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat. Keputusan dibuat setelah dilakukan peninjauan lebih mendalam tentang keamanan menggunakan ponsel. Tim menemukan cukup bukti untuk mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi manusia.
Tim menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel. Namun belum dapat menarik kesimpulan untuk jenis kanker lainnya.
Saat ini Badan Lingkungan Eropa telah mendorong untuk studi lebih lanjut. Badan independen ini mengungkap ponsel bisa menimbulkan resiko yang sama besarnya dengan merokok, asbes dan bensin bertimbal.
Kepala sebuah lembaga penelitian kanker terkemuka di University of Pittsburgh mengirim memo kepada seluruh karyawan mendesak mereka untuk membatasi penggunaan telepon seluler karena kemungkinan resiko kanker.
Hal tersebut diumumkan oleh organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO),
Penelitian dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat. Keputusan dibuat setelah dilakukan peninjauan lebih mendalam tentang keamanan menggunakan ponsel. Tim menemukan cukup bukti untuk mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi manusia.
Tim menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel. Namun belum dapat menarik kesimpulan untuk jenis kanker lainnya.
Saat ini Badan Lingkungan Eropa telah mendorong untuk studi lebih lanjut. Badan independen ini mengungkap ponsel bisa menimbulkan resiko yang sama besarnya dengan merokok, asbes dan bensin bertimbal.
Kepala sebuah lembaga penelitian kanker terkemuka di University of Pittsburgh mengirim memo kepada seluruh karyawan mendesak mereka untuk membatasi penggunaan telepon seluler karena kemungkinan resiko kanker.
Namun memang bahaya radiasi ponsel dinyatakan tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Pemakaian ponsel dalam waktu lama atau berlebihan seharusnya dihindari untuk meminimalisir risiko kesehatan
Ponsel Picu Kanker Masih Diperdebatkan
No comments:
Post a Comment